Mesjid Al-Maksum, Meda |
Peninggalan Kebudayaan Islam (1200
– 1600)
Agama Islam
muncul pada Abad ke-6 M kemudian masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M dan mulai
berkembang pada abad ke-13 M. Perkembangan Islam di Indonesia hampir di seluruh
Kepulauan Indonesia. Bertolak dari kenyataan tersebut, Islam banyak
menghasilkan peninggalan sejarah yang bercorak Islam di Indonesia yang sangat
beraneka ragam.
Peninggalan-peninggalan itu antara lain sebagai berikut:
Peninggalan-peninggalan itu antara lain sebagai berikut:
1. Tempat
Ibadah
Dilihat dari segi arsitekturnya, masjid-masjid di Indonesia kuno menampil- kan gaya arsitektur asli Indonesia, yakni dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a. Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka).
b. Pondasinya kuat dan agak tinggi.
c. Ada serambi di depan atau di samping.
d. Ada kolam/parit di bagian depan atau samping.
Dilihat dari segi arsitekturnya, masjid-masjid di Indonesia kuno menampil- kan gaya arsitektur asli Indonesia, yakni dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a. Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka).
b. Pondasinya kuat dan agak tinggi.
c. Ada serambi di depan atau di samping.
d. Ada kolam/parit di bagian depan atau samping.
Gaya arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah :
a. Hiasan kaligrafi.
b. Kubah.
c. Bentuk
masjid.
Sejak masuk
dan berkembangnya agama Islam di Indonesia banyak masjid didirikan dan termasuk
masjid kuno, di antaranya masjid Demak, masjid Kudus, masjid Banten, masjid
Cirebon, masjid Ternate, masjid Angke, dan sebagainya.
a. Masjid
Angke
Masjid ini terletak di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat yang dibangun pada abad ke-18. Masjid ini beratap tumpang dua. Masjid Angke merupakan masjid tua yang masih terlihat kekunoannya. Masjid ini memiliki gaya arsitektur dan hiasan yang cantik, merupakan perpaduan antara gaya Jawa, Cina, Arab, dan Eropa. Masjid ini dibangun pada tahun 1761. Pengaruh agama Islam menimbulkan tempat ibadah yang namanya bermacam-macam. Tempat ibadah ukuran kecil disebut langgar, yang berukuran sedang disebut masjid, dan yang ukuran besar disebut masjid agung atau masjid jami. Masjid merupakan tempat peribadatan agama Islam (tempat orang melakukan salat). Masjid juga berperan sebagai tempat penggemblengan jiwa dan pribadi-pribadi Islam yang hidup di tengah-tengah masyarakat.
Masjid ini terletak di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat yang dibangun pada abad ke-18. Masjid ini beratap tumpang dua. Masjid Angke merupakan masjid tua yang masih terlihat kekunoannya. Masjid ini memiliki gaya arsitektur dan hiasan yang cantik, merupakan perpaduan antara gaya Jawa, Cina, Arab, dan Eropa. Masjid ini dibangun pada tahun 1761. Pengaruh agama Islam menimbulkan tempat ibadah yang namanya bermacam-macam. Tempat ibadah ukuran kecil disebut langgar, yang berukuran sedang disebut masjid, dan yang ukuran besar disebut masjid agung atau masjid jami. Masjid merupakan tempat peribadatan agama Islam (tempat orang melakukan salat). Masjid juga berperan sebagai tempat penggemblengan jiwa dan pribadi-pribadi Islam yang hidup di tengah-tengah masyarakat.
b. Masjid
Demak
Masjid Demak didirikan pada masa pemerintahan Raden Patah. Bangunan masjid terletak di Kadilangu, Demak. Masjid ini beratap tumpang yang mirip dengan bentuk pura Hindu. Masjid Demak didirikan dengan bantuan para wali (walisongo). Pembangunan masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Keunikan masjid ini terletak pada salah satu tiang utamanya, yakni terbuat dari bahan pecahan-pecahan kayu yang disebut tatal (soko tatal).
Masjid Demak didirikan pada masa pemerintahan Raden Patah. Bangunan masjid terletak di Kadilangu, Demak. Masjid ini beratap tumpang yang mirip dengan bentuk pura Hindu. Masjid Demak didirikan dengan bantuan para wali (walisongo). Pembangunan masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Keunikan masjid ini terletak pada salah satu tiang utamanya, yakni terbuat dari bahan pecahan-pecahan kayu yang disebut tatal (soko tatal).
c. Masjid
Kudus
Masjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus. Bentuk bangunan masjid ini memiliki ciri khusus. Bagian menaranya menyerupai candi Hindu.
Masjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus. Bentuk bangunan masjid ini memiliki ciri khusus. Bagian menaranya menyerupai candi Hindu.
d. Masjid
Banten
Masjid Banten didirikan pada abad ke-16. Bangunannya memiliki atap tumpang sebanyak lima tingkat. Kemungkinan model bangunan seperti ini untuk menggambarkan derajat yang dapat diraih seseorang dalam Islam. Menara masjid Banten dibangun oleh arsitektur Belanda bernama Cardel. Itulah sebabnya, menara tersebut bergaya Eropa menyerupai mercusuar.
Masjid Banten didirikan pada abad ke-16. Bangunannya memiliki atap tumpang sebanyak lima tingkat. Kemungkinan model bangunan seperti ini untuk menggambarkan derajat yang dapat diraih seseorang dalam Islam. Menara masjid Banten dibangun oleh arsitektur Belanda bernama Cardel. Itulah sebabnya, menara tersebut bergaya Eropa menyerupai mercusuar.
e. Masjid
Cirebon
Masjid Cirebon didirikan pada abad ke-16 M, ketika Kerajaan Cirebon berkuasa. Bentuk atap masjid Cirebon juga berupa atap tumpang, terdiri atas dua tingkat.
Masjid Cirebon didirikan pada abad ke-16 M, ketika Kerajaan Cirebon berkuasa. Bentuk atap masjid Cirebon juga berupa atap tumpang, terdiri atas dua tingkat.
2. Keraton
Keraton berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan sebagai tempat tinggal raja beserta keluarganya. Pada zaman kekuasaan Islam, didirikan cukup banyak keraton sesuai dengan perkembangan kerajaan Islam. Beberapa contoh keraton adalah sebagai berikut:
Keraton berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan sebagai tempat tinggal raja beserta keluarganya. Pada zaman kekuasaan Islam, didirikan cukup banyak keraton sesuai dengan perkembangan kerajaan Islam. Beberapa contoh keraton adalah sebagai berikut:
a. Keraton
Cirebon
Keraton Cirebon didirikan oleh Fatahillah atau Syarif Hidayatullah pada tahun 1636. Letaknya di kota Cirebon, Jawa Barat.
Keraton Cirebon didirikan oleh Fatahillah atau Syarif Hidayatullah pada tahun 1636. Letaknya di kota Cirebon, Jawa Barat.
b. Istana
Raja Gowa
Istana Raja Gowa terdapat di Sulawesi Selatan.
Istana Raja Gowa terdapat di Sulawesi Selatan.
c. Istana
Keraton Surakarta
Keraton Surakarta terbentuk berdasarkan perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Keraton Surakarta sebelumnya merupakan wilayah Kerajaan Mataram dengan rajanya Paku Buwono III.
Keraton Surakarta terbentuk berdasarkan perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Keraton Surakarta sebelumnya merupakan wilayah Kerajaan Mataram dengan rajanya Paku Buwono III.
d. Keraton
Yogyakarta
Semula Keraton Yogyakarta merupakan wilayah Kerajaan Mataram, kemudian berdasarkan perjanjian Giyanti pada tahun 1755 didirikan kerajaan Yogyakarta dengan rajanya yang pertama Sultan Hamengkubuwono I.
Semula Keraton Yogyakarta merupakan wilayah Kerajaan Mataram, kemudian berdasarkan perjanjian Giyanti pada tahun 1755 didirikan kerajaan Yogyakarta dengan rajanya yang pertama Sultan Hamengkubuwono I.
e. Istana
Mangkunegaran
Istana Mangkunegaran merupakan bangunan kerajaan yang terbentuk berdasarkan perjanjian Salatiga tahun 1757.
Istana Mangkunegaran merupakan bangunan kerajaan yang terbentuk berdasarkan perjanjian Salatiga tahun 1757.
3. Batu
Nisan
Batu nisan berfungsi sebagai tanda kubur. Tanda kubur yang terbuat dari batu bentuknya bermacam-macam. Pada bangunan batu nisan biasanya dihiasi ukir-ukiran dan kaligrafi. Kebudayaan batu nisan diduga berasal dari Perancis dan Gujarat. Di Indonesia, kebudayaan tersebut berakulturasi dengan kebudayaan setempat (India).
Beberapa batu nisan peninggalan sejarah di Indonesia antara lain sebagai berikut.
Batu nisan berfungsi sebagai tanda kubur. Tanda kubur yang terbuat dari batu bentuknya bermacam-macam. Pada bangunan batu nisan biasanya dihiasi ukir-ukiran dan kaligrafi. Kebudayaan batu nisan diduga berasal dari Perancis dan Gujarat. Di Indonesia, kebudayaan tersebut berakulturasi dengan kebudayaan setempat (India).
Beberapa batu nisan peninggalan sejarah di Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Batu
Nisan Malik as-Saleh
Batu nisan ini dibangun di atas makam Sultan Malik as-Saleh di Lhokseumawe, Aceh Utara. Sultan Malik as-Saleh adalah raja pertama dari kerajaan Samudra Pasai.
Batu nisan ini dibangun di atas makam Sultan Malik as-Saleh di Lhokseumawe, Aceh Utara. Sultan Malik as-Saleh adalah raja pertama dari kerajaan Samudra Pasai.
b. Batu
Nisan Ratu Nahrasiyah
Batu nisan ini dibangun di atas makam ratu Samudra Pasai bernama Nahrasiyah. Ia meninggal pada tahun 1428. Nisan itu dihiasi kaligrafi yang memuat kutipan Surat Yasin dan Ayat Kursi.
Batu nisan ini dibangun di atas makam ratu Samudra Pasai bernama Nahrasiyah. Ia meninggal pada tahun 1428. Nisan itu dihiasi kaligrafi yang memuat kutipan Surat Yasin dan Ayat Kursi.
c. Batu
Nisan Fatimah binti Maimun
Batu nisan ini dibuat sebagai tanda makam seorang wanita Islam yang bernama Fatimah binti Maimun. Batu nisan ini terdapat di Leran, Gresik, Jawa Timur.
Batu nisan ini dibuat sebagai tanda makam seorang wanita Islam yang bernama Fatimah binti Maimun. Batu nisan ini terdapat di Leran, Gresik, Jawa Timur.
d. Batu
Nisan Sultan Hasanuddin
Batu nisan ini dibangun di atas makam raja Makasar. Makam Sultan Hasanuddin berada dalam satu kompleks dengan pemakaman raja-raja Gowa dan Tallo.
Pada makam tersebut, dibuat cungkup berbentuk kijing. Cungkup itu terbuat dari batu berbentuk prisma. Kemudian batu itu disusun berbentuk limas. Bangunan limas terpasang dengan alas berbentuk kubus dan di dalamnya terdapat ruangan. Pada ruangan inilah terdapat makam beserta batu nisan.
Batu nisan ini dibangun di atas makam raja Makasar. Makam Sultan Hasanuddin berada dalam satu kompleks dengan pemakaman raja-raja Gowa dan Tallo.
Pada makam tersebut, dibuat cungkup berbentuk kijing. Cungkup itu terbuat dari batu berbentuk prisma. Kemudian batu itu disusun berbentuk limas. Bangunan limas terpasang dengan alas berbentuk kubus dan di dalamnya terdapat ruangan. Pada ruangan inilah terdapat makam beserta batu nisan.
4. Kaligrafi
Pada mulanya kaligrafi merupakan akulturasi antara budaya Hindu dengan budaya Islam. Namun dalam perkem- bangannya, dengan makin kuatnya rasa keagamaan maka unsur Hindu makin berkurang; sehingga wujudnya adalah orang yang sedang shalat atau dalam wujud masjid yang menggunakan huruf Arab.
Kaligrafi adalah seni menulis Arab yang indah tanpa tanda garis (harakat). Seni kaligrafi yang bernafaskan Islam merupakan rangkaian dari ayat-ayat suci Al Quran. Tulisan tersebut dirangkai
sedemikian rupa sehingga membentuk gambar, misalnya binatang, daun- daunan, bunga atau sulur, tokoh wayang dan sebagainya.
Contoh kaligrafi antara lain sebagai berikut. a. Kaligrafi pada batu nisan.
b. Kaligrafi bentuk wayang dari Cirebon.
c. Kaligrafi bentuk hiasan.
Pada mulanya kaligrafi merupakan akulturasi antara budaya Hindu dengan budaya Islam. Namun dalam perkem- bangannya, dengan makin kuatnya rasa keagamaan maka unsur Hindu makin berkurang; sehingga wujudnya adalah orang yang sedang shalat atau dalam wujud masjid yang menggunakan huruf Arab.
Kaligrafi adalah seni menulis Arab yang indah tanpa tanda garis (harakat). Seni kaligrafi yang bernafaskan Islam merupakan rangkaian dari ayat-ayat suci Al Quran. Tulisan tersebut dirangkai
sedemikian rupa sehingga membentuk gambar, misalnya binatang, daun- daunan, bunga atau sulur, tokoh wayang dan sebagainya.
Contoh kaligrafi antara lain sebagai berikut. a. Kaligrafi pada batu nisan.
b. Kaligrafi bentuk wayang dari Cirebon.
c. Kaligrafi bentuk hiasan.
5. Seni
Pahat
Seni pahat seiring dengan kaligrafi. Seni pahat atau seni ukir berasal dari Jepara, kota awal berkembangnya agama Islam di Jawa yang sangat terkenal. Di dinding depan masjid Mantingan (Jepara) terdapat seni pahat yang sepintas lalu merupakan pahatan tanaman yang dalam bahasa seninya disebut gaya arabesk, tetapi jika diteliiti dengan saksama di dalamnya terdapat pahatan kera. Di Cirebon malahan ada pahatan harimau. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa seni pahat di kedua daerah tersebut (Jepara dan Cirebon), merupakan akulturasi antara budaya Hindu dengan budaya Islam.
Seni pahat seiring dengan kaligrafi. Seni pahat atau seni ukir berasal dari Jepara, kota awal berkembangnya agama Islam di Jawa yang sangat terkenal. Di dinding depan masjid Mantingan (Jepara) terdapat seni pahat yang sepintas lalu merupakan pahatan tanaman yang dalam bahasa seninya disebut gaya arabesk, tetapi jika diteliiti dengan saksama di dalamnya terdapat pahatan kera. Di Cirebon malahan ada pahatan harimau. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa seni pahat di kedua daerah tersebut (Jepara dan Cirebon), merupakan akulturasi antara budaya Hindu dengan budaya Islam.
6. Seni
Pertunjukan
Di antara seni pertunjukan yang merupakan seni Islam adalah seni suara dan seni tari. Seni suara merupakan seni pertunjukan yang berisi salawat Nabi dengan iringan rebana. Dalam pergelarannya para peserta terdiri atas kaum pria duduk di lantai dengan membawakan lagu-lagu berisi pujian untuk Nabi Muhammad Saw. yang dibawakan secara lunak, namun iringan rebananya terasa dominan. Peserta mengenakan pakaian model Indonesia yang sejalan dengan ajaran Islam, seperti peci, baju tutup, dan sarung.
Di antara seni pertunjukan yang merupakan seni Islam adalah seni suara dan seni tari. Seni suara merupakan seni pertunjukan yang berisi salawat Nabi dengan iringan rebana. Dalam pergelarannya para peserta terdiri atas kaum pria duduk di lantai dengan membawakan lagu-lagu berisi pujian untuk Nabi Muhammad Saw. yang dibawakan secara lunak, namun iringan rebananya terasa dominan. Peserta mengenakan pakaian model Indonesia yang sejalan dengan ajaran Islam, seperti peci, baju tutup, dan sarung.
7. Tradisi
atau Upacara
Tradisi atau upacara yang merupakan peninggalan Islam di antaranya ialah Gerebeg Maulud. Perayaan Gerebeg, dilihat dari tujuan dan waktunya merupakan budaya Islam. Akan tetapi, adanya gunungan ( tumpeng besar) dan iring-iringan gamelan menunjukkan budaya sebelumnya (Hindu Buddha). Kenduri Sultan tersebut dikeramatkan oleh penduduk yang yakin bahwa berkahnya sangat besar, yang menunjukkan bahwa animisme-dinamisme masih ada. Hal ini dikuatkan lagi dengan adanya upacara pembersihan barang-barang pusaka keraton seperti senjata (tombak dan keris) dan kereta. Upacara semacam ini masih kita dapatkan di bekas-bekas kerajaan Islam, seperti di Keraton Cirebon dan Keraton Surakarta.
Tradisi atau upacara yang merupakan peninggalan Islam di antaranya ialah Gerebeg Maulud. Perayaan Gerebeg, dilihat dari tujuan dan waktunya merupakan budaya Islam. Akan tetapi, adanya gunungan ( tumpeng besar) dan iring-iringan gamelan menunjukkan budaya sebelumnya (Hindu Buddha). Kenduri Sultan tersebut dikeramatkan oleh penduduk yang yakin bahwa berkahnya sangat besar, yang menunjukkan bahwa animisme-dinamisme masih ada. Hal ini dikuatkan lagi dengan adanya upacara pembersihan barang-barang pusaka keraton seperti senjata (tombak dan keris) dan kereta. Upacara semacam ini masih kita dapatkan di bekas-bekas kerajaan Islam, seperti di Keraton Cirebon dan Keraton Surakarta.
Di keraton
Surakarta upacara pembersihan barang-barang pusaka di kenal dengan “jamasan
pusaka” yang dilakukan pada malam 1 Muharam/Suro sehingga dikenal Tradisi Sura.
Acara jamasan pusaka kemudian dilanjutkan dengan upacara kirab, salah satunya
adalah upacara kirab pusaka, seperti Pusaka Kanjeng Kyai Slamet, merupakan
sebuah simbolisasi dari keinginan untuk mendapatkan keselamatan, kesejahteraan,
dan kebahagiaan hidup baik lahir maupun batin. Sebagai cucuk lampah dalam acara
kirab tersebut adalah kerbau bule keturunan Kanjeng Kyai Slamet, salah satu
klangenan peninggalan Sri Susuhunan Paku Buwono X dan 10 pusaka yang diperintahkan
untuk dikirabkan pada pergantian tahun baru (malam 1 Sura). Konon menurut
kepercayaan masyarakat Jawa, kerbau adalah salah satu hewan yang dianggap
memiliki tuah tersendiri sebagai tolak bala untuk mengusir segala bencana.
8. Karya
Sastra
Pengaruh Islam dalam sastra Melayu tidak langsung dari Arab, tetapi melalui Persia dan India yang dibawa oleh orang-orang Gujarat. Dengan demikian, sastra Islam yang masuk ke Indonesia sudah mendapat pangaruh dari Persia dan India.
Pengaruh Islam dalam sastra Melayu tidak langsung dari Arab, tetapi melalui Persia dan India yang dibawa oleh orang-orang Gujarat. Dengan demikian, sastra Islam yang masuk ke Indonesia sudah mendapat pangaruh dari Persia dan India.
Meskipun
menurut sejarah, Persia dan India ditaklukkan oleh Islam, namun kebudayaan dari
kedua negara tersebut lebih besar pengaruhnya. Karya sastra masa Islam banyak
sekali macamnya, antara lain sebagai berikut.
a. Babad ialah cerita berlatar belakang sejarah yang lebih banyak di bumbui dengan dongeng. Contohnya: Babad Tanah Jawi, Babad Demak, Babad Giyanti, dan sebagainya.
a. Babad ialah cerita berlatar belakang sejarah yang lebih banyak di bumbui dengan dongeng. Contohnya: Babad Tanah Jawi, Babad Demak, Babad Giyanti, dan sebagainya.
1) Babad
Tanah Jawi
Kitab ini berisi silsilah raja-raja Jawa dimulai dari Nabi Adam sampai dengan Bathara Guru. Bathara Guru bertakhta di Suralaya berputra lima orang di antaranya adalah Bathara Wisnu yang kemudian turun ke dunia menjadi raja pertama di Pulau Jawa dengan gelar Prabu Set. Jadi, Bathara Wisnulah yang menurunkan raja-raja Jawa.
Kitab ini berisi silsilah raja-raja Jawa dimulai dari Nabi Adam sampai dengan Bathara Guru. Bathara Guru bertakhta di Suralaya berputra lima orang di antaranya adalah Bathara Wisnu yang kemudian turun ke dunia menjadi raja pertama di Pulau Jawa dengan gelar Prabu Set. Jadi, Bathara Wisnulah yang menurunkan raja-raja Jawa.
2) Babad
Demak
Kitab ini berisi tentang kisah berdirinya Kerajaan Demak yang dipelopori oleh Raden Patah dan Wali Songo. Sebelum Kerajaan Demak berdiri, telah ada tanda-tanda yaitu pindahnya sinar cahaya kekuasaan dari Majapahit ke Demak.
Kitab ini berisi tentang kisah berdirinya Kerajaan Demak yang dipelopori oleh Raden Patah dan Wali Songo. Sebelum Kerajaan Demak berdiri, telah ada tanda-tanda yaitu pindahnya sinar cahaya kekuasaan dari Majapahit ke Demak.
3) Babad
Giyanti
Kitab ini berisi tentang perjuangan Pangeran Mangkubumi di Surakarta sampai dinobatkannya menjadi Sultan Hamengku Buwono I di Yogyakarta.
Kitab ini berisi tentang perjuangan Pangeran Mangkubumi di Surakarta sampai dinobatkannya menjadi Sultan Hamengku Buwono I di Yogyakarta.
b. Hikayat
ialah karya sastra yang berupa cerita atau dongeng yang dibuat sebagai sarana
pelipur lara atau pembangkit semangat juang. Contoh, Hikayat Sri Rama, Hikayat
Hang Tuah, Hikayat Amir Hamzah dan sebagainya.
1) Hikayat Sri Rama
1) Hikayat Sri Rama
Hikayat ini
merupakan saduran dari Kitab Ramayana. Isinya men- ceritakan tentang riwayat
Rama sejak lahir kemudian berperang melawan Rawana raja Alengka untuk
memperebutkan Shinta, istrinya. Dalam peperangan ini Rama dibantu oleh prajurit
kera yang dipimpin oleh Sugriwa. Dewi Shinta berhasil direbut dari tangan
Rawana dan segera dibawa ke Ayodya. Namun, Rama menyangsikan kesucian Shinta
yang telah lama berada di Alengka, sehingga ia dikucilkan di Pertapaan Walmiki.
Untuk membuktikan kesucian Shinta, Shinta ingin bunuh diri dengan cara membakar
diri (pati obong). Namun, karena Sinta benar-benar suci tidak tersentuh oleh
Rawana maka dewa melindunginya. Rama akhinya menerima kembali dan kemudian
diboyong ke Ayodya. (bandingkan dengan cerita Rama Shinta dalam Balet Ramayana
yang dipentaskan di Candi Prambanan setiap bulan Purnama).
2) Hikayat
Hang Tuah
Hang Tuah, adalah orang yang bertuah. Tuah berarti bahagia dan selamat. Laksamana berarti mempunyai tanda atau keutamaan. Dengan demikian, hikayat ini berisi tentang kesetiaan dan keperwiraan seorang laksamana Kerajaan Malaka bernama Hang Tuah bersama empat orang sahabatnya, yakni Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu, dan Hang Kesturi yang berhasil menjadi orang besar.
Hang Tuah, adalah orang yang bertuah. Tuah berarti bahagia dan selamat. Laksamana berarti mempunyai tanda atau keutamaan. Dengan demikian, hikayat ini berisi tentang kesetiaan dan keperwiraan seorang laksamana Kerajaan Malaka bernama Hang Tuah bersama empat orang sahabatnya, yakni Hang Jebat, Hang Lekir, Hang Lekiu, dan Hang Kesturi yang berhasil menjadi orang besar.
3) Hikayat
Amir Hamzah
Hikayat ini berasal dari Timur Tengah setelah masuk ke Indonesia
(Jawa) mendapat banyak tambahan dan disesuaikan dengan kebudayaan Jawa sehingga dikenal dengan Serat Menak. Tokohnya adalah Amir Hamzah yang di masyarakat Jawa disebut Wong Agung Menak atau Wong Agung Jayenglono. Inti ceritanya adalah adanya peperangan antara Amir Hamzah dengan mertuanya yang masih kafir yakni Raja Nursewan dari Kerajaan Madayin. Peperangan ini bisa terjadi akibat akal licik dan fitnah dari Patih Bestak dari Kerajaan Madayin.
Hikayat ini berasal dari Timur Tengah setelah masuk ke Indonesia
(Jawa) mendapat banyak tambahan dan disesuaikan dengan kebudayaan Jawa sehingga dikenal dengan Serat Menak. Tokohnya adalah Amir Hamzah yang di masyarakat Jawa disebut Wong Agung Menak atau Wong Agung Jayenglono. Inti ceritanya adalah adanya peperangan antara Amir Hamzah dengan mertuanya yang masih kafir yakni Raja Nursewan dari Kerajaan Madayin. Peperangan ini bisa terjadi akibat akal licik dan fitnah dari Patih Bestak dari Kerajaan Madayin.
c. Syair
ialah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang berakhir
dengan bunyi yang sama. Contoh: Syair Abdul Muluk, Syair Ken Tambuhan, dan
Gurindam Dua Belas.
1) Syair Abdul Muluk
Syair ini menceritakan tentang adanya Raja Abdul Muluk dari Kerajaan Barbari yang mempunyai dua orang istri yakni Siti Rahmah dan Siti Rafiah. Sewaktu negerinya diserang raja Hindustan, seluruh penghuni istana dapat ditawan, namun Siti Rafiah berhasil meloloskan diri. Dengan perjuangan yang gigih, akhirnya Siti Rafiah berhasil merebut kembali Kerajaan Barbari.
2) Syair Ken Tambuhan
Syair ini menceritakan tentang adanya percintaan antara Raden Inu Kertapati putra mahkota kerajaan Kahuripan dengan Ken Tambuhan, (putri Jangung Pura) yang dijumpai di hutan. Baginda permaisuri bermaksud untuk menikahkan Inu Kertapati dengan putri Banjarkulon yang sepadan. Atas perintah permaisurinya, Ken Tambuhan berhasil dibunuh dan mayatnya dihanyutkan ke sungai dengan rakit. Mayat itu ditemukan oleh Inu Kertapati. Inu Kertapati sangat berduka cita atas kematian Ken Tambuhan, ia membelanya dengan jalan bunuh diri.
3) Syair Gurindam Duabelas
Gurindam bentuknya puisi yang aturannya sedikit lebih bebas daripada puisi. Gurindam Dua Belas ditulis oleh Raja Ali Haji, isinya menceritakan tentang nasihat bagi semua orang, agar menjadi orang yang dihormati dan disegani. Selain itu, Gurindam Dua Belas juga berisi petunjuk bagaimana orang dapat mengekang diri dari segala macam nafsu duniawi.
1) Syair Abdul Muluk
Syair ini menceritakan tentang adanya Raja Abdul Muluk dari Kerajaan Barbari yang mempunyai dua orang istri yakni Siti Rahmah dan Siti Rafiah. Sewaktu negerinya diserang raja Hindustan, seluruh penghuni istana dapat ditawan, namun Siti Rafiah berhasil meloloskan diri. Dengan perjuangan yang gigih, akhirnya Siti Rafiah berhasil merebut kembali Kerajaan Barbari.
2) Syair Ken Tambuhan
Syair ini menceritakan tentang adanya percintaan antara Raden Inu Kertapati putra mahkota kerajaan Kahuripan dengan Ken Tambuhan, (putri Jangung Pura) yang dijumpai di hutan. Baginda permaisuri bermaksud untuk menikahkan Inu Kertapati dengan putri Banjarkulon yang sepadan. Atas perintah permaisurinya, Ken Tambuhan berhasil dibunuh dan mayatnya dihanyutkan ke sungai dengan rakit. Mayat itu ditemukan oleh Inu Kertapati. Inu Kertapati sangat berduka cita atas kematian Ken Tambuhan, ia membelanya dengan jalan bunuh diri.
3) Syair Gurindam Duabelas
Gurindam bentuknya puisi yang aturannya sedikit lebih bebas daripada puisi. Gurindam Dua Belas ditulis oleh Raja Ali Haji, isinya menceritakan tentang nasihat bagi semua orang, agar menjadi orang yang dihormati dan disegani. Selain itu, Gurindam Dua Belas juga berisi petunjuk bagaimana orang dapat mengekang diri dari segala macam nafsu duniawi.
d. Suluk
adalah kitab-kitab yang berisi ajaran Tasawuf, sifatnya pantheistis, yaitu
manusia menyatu dengan Tuhan. Tasawuf juga sering dihubungkan dengan pengertian
suluk yang artinya perjalanan. Alasannya, para sufi sering mengembara dari satu
tempat ke tempat lain. Di Indonesia, suluk oleh para ahli tasawuf dipakai dalam
arti karangan prosa maupun puisi. Istilah suluk kadang-kadang dihubungkan
dengan tindakan zikir dan tirakat. Suluk yang terkenal, di antaranya:
1) Suluk Sukarsah
Isinya menceritakan Ki Sukarsa yang mencari ilmu sejati untuk men- dapatkan kesempurnaan. Dalam uraiannya, tampak banyak persamaan dengan cerita Dewa Ruci, yaitu sewaktu Bima berguru kepada begawan Dorna (dalam cerita pewayangan “Bima Mencari Air Suci).
2) Suluk Wijil
Isinya mengenai wejangan-wejangan Sunan Bonang kepada Wijil. Wijil adalah seorang kerdil bekas abdi raja Majapahit.
3) Suluk Malang Semirang
Isinya menceritakan tentang orang yang telah mencapai kesempurnaan, lepas dari ikatan-ikatan syari’ah dan berhasil menyatu dengan Tuhan (bandingkan dengan reinkarnasi dalam ajaran Hindu).
1) Suluk Sukarsah
Isinya menceritakan Ki Sukarsa yang mencari ilmu sejati untuk men- dapatkan kesempurnaan. Dalam uraiannya, tampak banyak persamaan dengan cerita Dewa Ruci, yaitu sewaktu Bima berguru kepada begawan Dorna (dalam cerita pewayangan “Bima Mencari Air Suci).
2) Suluk Wijil
Isinya mengenai wejangan-wejangan Sunan Bonang kepada Wijil. Wijil adalah seorang kerdil bekas abdi raja Majapahit.
3) Suluk Malang Semirang
Isinya menceritakan tentang orang yang telah mencapai kesempurnaan, lepas dari ikatan-ikatan syari’ah dan berhasil menyatu dengan Tuhan (bandingkan dengan reinkarnasi dalam ajaran Hindu).
Ringkasnya :
Teori
- Islam di bawa oleh para Pedagang Gujarat (India)
Pendukungnya yaitu
: Snouck Hourgonye ; W.F. Stutterheim ; Bernard H.M. Ulekke
Bukti :
· Di
temukan makam nisan Sultan Malik Al-Saleh yang berangka tahun 1297.
· Muncul
istilah jirat = paes = nisan = patok, yang berasal dari Gujarat.
· Berdasarkan
berita Marcopolo di sebutkan pada saat singgah di Samudra Pasai ia menemukan
masyarakat sekitar sudah menganut agama Islam.
- Islam di bawa oleh para Pedagang Persia (Iran)
Pendukungnya
yaitu : Umar Amir Husein ; Husein Djayadiningrat
Bukti :
· Adanya
Upacara Tabut di Minangkabau
· Penemuan
makam Fatimah binti Maulana, di Leran, Gresik Jawa Timur.
· “Leran”
jika di Indonesia nama sebuah kampung/desa, namun di Persia/Iran adalah nama
suku bangsa.
- Islam di bawa oleh para Pedagang Arab/Mesir
Dikemukakan
oleh Hamka
Bukti:
· Terdapatnya
kesamaan gelar H. Malik yang digunakan di Samudra Pasai.
· Terdapatnya
kesamaan mahzab yaitu mahzab Syafii di gunakan di Samudra Pasai.
Saluran
Islamisasi
- Perdagangan
- Perkawinan
- Pendidikan
- Da’wah
- Kesenian
- Tasawuf, adalah Ajaran ketuhanan yang di campur dengan ilmu-ilmu magic dan hal-hal yang berbau mistis yang berfungsi untuk pengobatan, biasanya di sesuaikan dengan pola pikir yang berorientasi pada Hindu-Budha sehingga di sesuaikan dengan kondisi dan situasi lingkungan masyarakat sekitar.
Faktor Islam
Cepat Berkembang
- Syarat masuk Islam sangat mudah yaitu hanya membaca 2 kalimat Syahadat.
- Islam menyebar ke Indonsia di sesuaikan tradisi pada saat itu.
- Islam tidak mengenal kasta/strata sosial.
- Penyebaran Islam dilakukan secara damai.
- Tata upacara peribadatan Islam sangat sederhana.
- Upacara dalam Islam pun sangat sederhana.
Perkembangan
Budaya Islam Di Indonesia
Akulturasi
Contoh wujud
Akulturasi Budaya Islam + Indonesia
- Bidang Bangunan
Contahnya
Masjid
Cirinya:
atap tumpang, pondasi agak tinggi,adanya parit/kolam, adanya serambi, bedug,
kaligrafi, menara, gerbang
- Makam
Cirinya:
cungkum (rumah makam), di tempat tinggi, nisan, hiasan kaligrafi.
- Seni Sastra
- Hikayat
Cerita/dongeng
karya sastra melayu berbentuk prosa yang memuat peristiwa luar biasa yang tidak
masuk akal sering bertitik tolak dari peristiwa sejarah.
Contoh: Amir
Hamzah, Hikayat si Miskin.
- Babad
Cerita
Sejarah yang lebih bersifat dongeng merupakaan rekaan pujangga keraton yang
dianggap sebagai peristiwa sejarah.
Contoh:
Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon.
- Suluk
Kitab yang
mencerminkan masalah tasawuf yaitu jalan kearah kesempurnaan batin.
Contoh:
Suluk Sukarsa, Suluk Wujil, dan Malang Sumbing.
- Primbon
Ramalan-ramalan
jawa.
Sumber: